Pengelolaan Pembelajaran
Pola Pembelajaran
Adapun Pola pembelajaran yang diterapkan pada kegiatan belajar
mengajar di SMKN Purwakarta adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran tatap muka di kelas
b. Pembelajaran hari Senin s.d. kamis
dimulai pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB (1 JP = 45 menit) dengan waktu istirahat 2
kali yaitu setelah jam ke-4 (10.30 – 11.00) dan setelah jam ke-8 (14.00 –
14.10).
c. Pembelajaran hari Jumat dimulai
pukul 07.30 s.d. 11.30
1.
Pengelolaan Capaian Pembelajaran
a. Guru atau bersama instruktur
industri menganalisis kedalaman dan keluasaan capaian pembelajaran (CP) yang
harus kuasai oleh peserta didik, meliputi soft
skills, hard skills, dan karakter
dalam Seni dan Ekonomi Kreatif.
b. Guru atau guru bersama instruktur
industri menetapkan prosentase pembelajaran aspek soft skills dan hard skills.
Untuk kelas X, semester 1, muatan soft
skills 80% dan hard skills 20%,
sedangkan semester 2, muatan soft skills
70% dan hard skills 30%.
c. Guru atau guru bersama instruktur
industri mengurutkan kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik;
d. Guru atau guru bersama instruktur
industri mengidentifikasi kalender pendidikan yang telah disusun sekolah, untuk
sinkronisasi dengan kegiatan belajar peserta didik;
e. Guru atau guru bersama instruktur
industri membuat jadwal pelajaran sesuai urutan kegiatan belajar peserta didik
dan kalender pendidikan;
f. Guru atau guru bersama instruktur
industri menganalisis dan menetapkan strategi pembelajaran, meliputi: (1)
tempat belajar, di kelas, bengkel/studio, industri; (2) belajar kelompok dan
individu; (3) luring dan daring;
g. Guru atau guru bersama instruktur
industri menginventarisir sumber- sumber belajar, antara lain sumber belajar
berupa cetak, audio, dan audio visual untuk mendukung ketercapaian pembelajaran;
h. Dalam hal kajian pengelolaan
capaian pembelajaran dilakukan oleh guru tanpa melibatkan instruktur industri,
maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.
2.
Pengelolaan Peserta Didik
a.
Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis karakter
belajar peserta didik;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri mengelompokan peserta
didik berdasarkan karakter atau pertimbangan lainnya, seperti task planning groups, teaching groups, seating
groups, joint learning groups,
collaborative-groups;
c. Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru
tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil
kajiannya kepada instruktur industri.
3.
Pengolaan Pengajar
a. Guru atau guru bersama instruktur
industri menganalisis dan menetapkan kegiatan belajar yang akan diampu oleh
guru dan instruktur industri ;
b. Guru atau guru bersama instruktur
industri membuat jadwal pembelajaran yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;
c. Dalam hal kajian pengelolaan
pengajar dilakukan oleh guru tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru
wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.
4.
Pengelolaan Sumber Belajar
a. Guru atau guru bersama instruktur
industri menetapkan sumber-sumber belajar yang akan dibuat oleh guru dan
instruktur industri ;
b. Guru atau guru bersama instruktur
industri menetapkan jadwal pembuatan sumber-sumber belajar;
c. Dalam hal kajian pengelolaan sumber
belajar dilakukan oleh guru tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru
wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.
5.
Pengelolaan link and match
a.
Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUDIKA. Penguatan aspek soft skills dan karakter kebekerjaan
untuk melengkapi aspek hard skills
yang sesuai kebutuhan DUDIKA.
b.
Pembelajaran berbasis riil dari DUDIKA (PjBL) sejak awal.
Memastikan hard skills akan disertai soft skills dan karakter kesiapan kerja
yang kuat ;
c.
Jumlah dan peran guru/ahli dari DUDIKA ditingkatkan secara
signifikan, minimal mencapai 50 jam/semester/programkeahlian;
d.
Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;
e.
Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDIKA,
baik bagi lulusan maupun guru ;
f.
Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari
DUDIKA untuk proses belajar mengajar ;
g.
Riset terapan yang
bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUDIKA dan masyarakat, sebagai basis teaching industry/teaching factory, berkolaborasi dengan DUDIKA dan stakeholders;
h.
Komitmen
serapan lulusan oleh DUDIKA.